Komponen-komponen
Sistem Kekebalan Tubuh
Bagian paling nyata dari sistem
kekebalan tubuh yang dapat kita dilihat diantaranya adalah kulit. Kulit adalah
bagian penting dari sistem ini sebab ia merupakan batas terdepan antara germ
dengan tubuh anda. Bagian kulit anda bertugas sebagai penghalang sebagaimana
kita menggunakan kemasan plastik untuk melindungi makanan. Lapisan epidermis
kulit mengandung sel khusus yang disebut sel Langerhans yang penting sebab ia
adalah komponen yang memberikan peringatan dini. Kulit juga mengeluarkan zat
antibakteri dan zat ini yang menyebabkan bakteri dan spora yang menempel di
kulit kita cepat mati.
Hidung, mulut dan mata kita juga
merupakan pintu masuk bagi germ. Air mata dan lendir (cairan ingus, Red.) yang
mengandung enzim lysozyme memecahkan didnding sel bakteri. Ludah juga berperan
sebagai antibakteri.
Dalam tubuh kita, germ berhadapan
dengan sistem kekebalan tubuh dalam beberapa tingkatan. Komponen-komponen utama
sistem kekebalan tubuh kita yakni :
・Thymus
: ia ada dalam dada, diantara tulang dada dan jantung. Ia bertanggung jawab
membuat T-cell, dan penting bagi bayi yang baru lahir (tanpanya, bayi bisa
kolaps dan mati).
・Spleen
: bertugas menyaring darah untuk mencari sel-sel penyusup dan sel-sel darah
merah yang sudah tua dan perlu diganti. Jika seseorang kehilangan ini maka ia
akan lebih sering sakit daripada orang yang memilikinya.
・Bone
marrow : bertugas membentuk sel-sel darah, baik darah merah maupun darah putih.
・Sel
darah putih : merupakan bagian terpenting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel
darah putih sebenarnya merupakan kumpulan sel-sel berbeda yang bekerja sama
untuk menghancurkan bakteri dan virus. Ada beberapa jenis, nama dan klasifikasi
berda yang bekerja dalam tubuh kita : leukosit, limposit, monosit, granulosit,
B-cells, sel plasma, T-cells, pembantu T-cells, pembunuh T-cells, supresor
T-cells, sel-sel pembunuh alami, neutrofil, eosinofil, basofil, fagosit dan
macrophages.
・Antibodi
: diproduksi sel darah putih, berbentuk Y yang merespon antigen khusus
(bakteri, virus atau racun). Ketika suatu antibodi menempel di dinding sel
suatu virus atau bakteri maka pergerakan virus dan bakteri tersebut akan dapat
dimatikan.
Antibodi terdiri dari 5 kelompok :
- Immunoglobulin A (IgA)
- Immunoglobulin D (IgD)
- Immunoglobulin E (IgE)
- Immunoglobulin G (IgG)
- Immunoglobulin M (IgM)
TAMBAHAN
Kemampuan sistem imun
dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek
antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen- agen patogen atau
agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam
tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian
seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun
adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang yang ada
dalam tulang mengandung sel- sel batang yang menghasilkan atau memproduksi
sel-sel darah, salah satunya adalah sel darah putih. Masih ingatkah kamu
macam-macam sel darah putih? Sel darah putih yang memiliki peranan utama dalam
sistem imunitas atau kekebalan tubuh adalah limfosit yang akan berkembang menjadi
makrofag. Perkembangan limfosit menjadi makrofag dilakukan oleh monosit.
1. Makrofag
Makrofag menjalankan
fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan
asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan
cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses
ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Makrofag juga mempunyai peran yang
penting dalam imun adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya
untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif.
2. Limfosit
Apabila dilihat di bawah
mikroskop, maka akan tampak bahwa limfosit mempunyai bentuk yang sama, tetapi
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Limfosit dapat dibagi menjadi dua
macam,yaitu limfosit B dan limfosit T. Kehidupan limfosit T dimulai di dalam
sumsum tulang, dan segera menuju ke timus untuk berdiferensiasi lebih lanjut
dan siap menjalankan fungsinya. Limfosit B diproduksi dan dewasa di dalam sumsum
tulang, namun aktif menjalankan peran sebagai imunitas bila sudah meninggalkan
sumsum tulang.
Sistem imun memiliki tugas
utama, salah satunya adalah membentuk pertahanan terhadap benda-benda asing
(antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Sumsum tulang dan timus secara umum
berperan untuk sistem pertahanan. Sebelum menjalankan fungsinya, limfosit B
maupun limfosit T keluar dari sumsum tulang dan timus berada di
jaringan-jaringan tubuh, seperti limpa, kelenjar limfa dan tonsil. Apabila ada
antigen, misalnya bakteri yang berada pada jaringan, maka oleh cairan limfa
dibawa ke kelenjar limfa. Di kelenjar ini, bakteri akan dihancurkan oleh
makrofag melalui suatu proses yang puncaknya terjadi respon imun humoral atau
respon diperantarai sel, atau kedua-duanya.
Respon imun sel dilakukan
oleh limfosit T. Jika limfosit T kebal terhadap suatu antigen tertentu, dan
menjumpai antigen itu kembali maka limfosit T akan mempersiapkan sel-sel lain,
misalnya makrofag untuk bertindak. Peranan limfosit B adalah memproduksi antibodi.
Dalam respon humoral yang dilakukan limfosit B memerlukan bantuan limfosit T
juga. Dengan limfosit T memungkinkan limfosit B yang spesifik bagi suatu
antigen, untuk memperbanyak diri dan berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel
plasma inilah yang mensekresikan antibodi.
3. Reseptor Antigen
Salah satu karakteristik
imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap
zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu.
Di antara respon tersebut adalah menyesuaikan tipe yang spesifik dari antigen.
Limfosit akan memproduksi reseptor antigen, yang memiliki struktur yang
spesifik untuk mengikuti dan sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan
gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen.
4. Sel Pengenal Antigen
Saat antigen memasuki
tubuh, ada suatu molekul transpor yang bertugas mengenali antigen tersebut
untuk limfosit T. Molekul transpor tersebut adalah Major Histocompatability
(MHC) dikenal dengan
molekul MHC. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T
pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T
pembantu.
Pengenalan terhadap benda
asing merupakan ciri khas yang dimiliki sistem imunitas dalam tubuh. Tubuh
mampu membedakan kuman tertentu sehingga respons kebal yang dihasilkan juga
berbeda. Misalnya, tubuh mampu membedakan kuman campak dan cacar. Hal ini,
menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mempunyai daya ingat terhadap benda
asing atau antigen yang menyerang tubuh. Sel tubuh yang memiliki kemampuan
untuk mengingat benda asing yang pernah menginfeksinya disebut sel memori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar